Fanatisme dan Fans JKT48



Fanatisme dan Fans JKT48
Hi blog!
Kemarin saya baca artikel salah satu blog yang intinya tentang mengomentari kelakuan fans JKT48 sekarang dan membandingkannya dengan kelakuan fans JKT48 yang dulu, sehubungan dengan kehadiran fans JKT48 di salah satu acara musik.
Jujur saya tidak suka dengan cara mereka mengkritik, karena mereka tidak menyertakan solusi, bayangkan masa fans JKT48 yang sekarang ini dibilang bau ikan asin? Dibilang alay? Atau dibilang bocah? Tanpa ada suatu penyelesaian di belakangnya.
Pertama saya disini cuma mengomentari sebagai penikmat musik dan worshiper JKT48. Kenapa saya bilang worshiper? Ya karena saya cuma pengagum saja, jujur saya belum pernah ketemu secara langsung meskipun mayan banyak punya swagnya, hehehe malah curhat.
Okesip kembali ke topik...
Artikel itu bilang fans JKT48 sekarang tambah banyak. Nah bagus dong, kalo menurut saya, berkembangnya sesuatu itu bisa dilihat dari banyaknya massa yang terlibat di dalamnya. Nggak usah jauh-jauh, kita dianggap berkembang pasti disaat kita sudah berkeluarga. Jadi perkembangan fans JKT48 menjadi banyak ini seharusnya ditanggapi positif, bukan malah menjelekkan mereka dengan menjejali hal-hal negatif.
Di artikel itu juga disebutkan bahwa fans JKT48 yang sekarang ini lebih banyak, sekaligus lebih tinggi level zombienya. Okelah, kalo dulu fansnya sedikit, jadi lebih mudah ngontrolnya, kalo sekarang fansnya kan banyak, jadi ngontrolnya agak lebih ribet. Logikanya gini, yang pacaran aja susah nyatuin dua kepala, apalagi yang ratusan kepala kaya gini.
Nah yang di atas itu cuma yang positinya, yang negatifnya adalah fans JKT48 sekarang itu anarkis. Kenapa dikatakan demikian? Karena mereka mulai merusak.
Pertama mereka merusak esensi dari acara musik itu sendiri, ya, coba perhatikan ketika host sedang berbicara, mereka sibuk meneriakan nama oshi masing-masing. Saya tahu mereka datang untuk itu, saya tahu, apalagi coba tujuan mereka datang kalo bukan untuk ngeliat oshinya secara langsung dan dapat feedback dari itu? Tapi mereka lebih mementingkan di waro member daripada memperlihatkan sikap kedewasaan mereka terhadap nilai saling menerima. Di situ masalahnya. Okelah mereka mau mendukung, tapi pada tempatnya dong.
Kedua, mereka merusak dalam arti kata yang sebenarnya. Saya membaca beberapa ocehan dari sepuh-sepuh yang mengatakan bahwa ada teguran dari pihak stasiun TV. Fans JKT48 ini memanjat kontainer dan pagar pembatas. Jujur ketika saya lihat di TV, kejadian ini memang benar adanya. Dengan kondisi yang sangat rame dan membludak, plus barang yang sudah tua, ya bukan tidak mungkin barang-barang itu menjadi rusak, atau mungkin memang sudah menjadi rusak.
Terakhir, ocehan saya ini tidak akan ada gunanya kalo tidak ada solusi didalamnya. Semua hal yang terjadi di atas memang tidak sewajarnya terjadi, tapi itulah namanya fanatisme. Sebuah sikap yang keluar dari tubuh akibat terlalu fanatik menjadi seorang fan. Ambil contoh saja fans sepakbola, meskipun dilarang ngidupin smoke bomb, pasti ditiap pertandingan itu asap tetap ada. Di dalam keramaian seperti itu, sangat sulit mengotrol psikologis kita, jadi apapun yang kita lakukan, selama itu dilakukan bersama-sama, kita akan merespon itu sebagai tindakan yang legal.
Apa yang perlu di bina? Yang perlu ditekankan disini adalah kedewasaan. Semua orang bisa muda, bisa tua, tapi sikap dewasa, kita yang menentukan. Seandainya semua orang punya sikap dewasa, pasti hal-hal diatas bisa diminimalisir, atau bahkan dihapuskan. Semua kembali kepada kita, mau berubah dewasa, atau tetap dipanggil anak alay bau ikan asin?

Fanatisme dan Fans JKT48
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori JKT48 dengan judul Fanatisme dan Fans JKT48. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://yugialone.blogspot.com/2013/08/fanatisme-dan-fans-jkt48.html?m=0. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - Aug 25, 2013
Comments